Halaman

Senin, 08 September 2014

Contoh Karya Tulis: Mengenal Tari Barong Bali

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Banyaknya tradisi dan budaya yang dimiliki Negara Indonesia telah memberikan kesan tersendiri bagi turis domestik maupun mancanegara. Keanekaragaman budayanya merupakan ciri khas Indonesia itu sendiri.Tidak sedikit pula daerah-daerah di Indonesia yang memiliki objek wisata yang unik, contohnya di Pulau Bali biasa disebut dengan Pulau Dewata - karena konon pada jaman dahulu Pulau Bali adalah tempat tinggal para dewa.
Bali memiliki budaya khas dengan salah satu tariannya yang terkenal yaitu Tari Barong.Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan Topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk menarikannya.Ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Landung, Barong Macan, Barong Gajah, Barong Asu, Barong Brutuk, Barong Lembu, Barong Kedingkling, Barong Kambing, dan Barong Gagombrangan.Adapula Tari Barong dan Keris Bali.Latar belakang Tari Barong tersebut ialah untuk menunjukan bahwa di dunia ini terdapat dua hal unsur penting yaitu “Kebajikan” dan “Kebatilan”. 
Dan dari situlah penulis memilih untuk membahas Tari Barong dan Keris Bali dimana Tari Barong dan Keris ini merupakan kebudayaan yang bersifat dinamis, yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan kebudayaan tari di Indonesia dan mewujudkan wawasan nusantara. Selain memberikan wawasan tentang sejarah dan kebudayaan, Tari Barong dan Keris ini merupakan hiburan yang sangat menarik dalam dunia kebudayaan.Dan lagi adapula unsur humor yang sangat menghibur para penonton tarian tersebut.
1.2  Pembatasan Masalah
Pada penulisan laporan trip observasi ini, penulis hanya membatasi pada masalah tentang kebudayaan Tari Barong dan Keris Bali.

1.3  Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Bagaimana kebudayaan Tari Barong dan Keris Bali?”

1.4  Tujuan Masalah
      Tujuan laporan kegiatan observasi ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca.
2.      Sebagai salah satu syarat kenaikan kelas XI ke kelas XII.
3.      Sebagai bentuk tertulis laporan perjalanan observasi.

1.5  Metode Penulisan
      Langsung mengunjungi objek laporan dan studi pustaka.


BAB II
ISI

2.1 Pembahasan Awal
Barong adalah karakter dalam mitologi Bali, sedangkan di Jawa disebut “Barongan”. Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa.Sendratari tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering dipertunjukkan sebagai atraksi wisata.
Tari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya, ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. Keket oleh orang Bali dianggap sebagai raja hutan yang disebut pula dengan nama Banaspati Raja.
Tarian ini merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis.Diduga kata barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel.

2.2 Jenis Barong Bali
a.       Barong Ket atau Barong Keket
                        Barong Ket adalah barong yang sosoknya menjulang tinggi. Sosoknya menyerupai manusia dengan tinggi dua kali tinggi badan orang dewasa. Sosok laki-laki dinamakan Jero Gede, sedangkan pasangannya disebut Jero Luh. Konon, barong jenis dibuat untuk mengelabui mahluk-mahluk halus yang menebar bencana. Barong Ket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan.Barong ini juga memiliki pebendaharaan gerak tari yang paling lengkap.
                        Dari wujudnya, Barong Ket merupakan perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan Barong Ket dihiasi dengan kulit berukiran rumit dan ratusan kaca cermin berukuran kecil. Kaca-kaca cermin itu bagai permata dan tampak berkilauan ketika tertimpa cahaya.Bulu Barong Ket terbuat dari kombinasi perasok (serat daun tanaman sejenis pandan) dan ijuk. Ada pula yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak. Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang.Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, Juru Bapang yang lainnya di bagian ekor.
                        Biasanya Barong Ket ditarikan berpasangan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Barong Ket sendiri dalam tarian tersebut melambangkan dharma (kebajikan). Pasangan Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dua hal yang berlawanan (rwa bhineda) di semesta raya ini. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.

b.      Barong Bangkal
                        Adalah barong yang menyerupai babi dewasa. Di Bali, babi dewasa jantan dinamakan bangkal, sedangkan yang betina dinamakan bangkung. Itu sebabnya barong jenis ini disebut juga dengan Barong Bangkung. Biasanya Barong Bangkal dipentaskan dengan cara ngelelawang atau menari dari pintu ke pintu berkeliling desa pada saat perayaan hari raya Galungan-Kuningan. Barong ini ditarikan oleh dua orang penari dengan iringan gamelan batel/tetamburan.
c.       Barong Landung
Barong Landung ditarikan oleh seorang. Ada sebuah lubang di bagian perut barong sebagai celah pandangan sang penari. Di beberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang tak hanya sepasang.Barong-barong tersebut diberi peran seperti Mantri (raja), Galuh (permaisuri), Limbur (dayang) dan sebagainya.Musik pengiring tarian Barong Landung adalah gamelan Batel. Melihat Barong Landung, kamu mungkin teringat dengan Ondel-ondel. Ya, barong ini sangat mirip dengan tarian khas Betawi itu.
d.      Barong Macan
Seperti namanya, barong ini menyerupai seekor Macan.Jenis barong ini cukup terkenal di kalangan masyarakat Bali. Pementasan barong ini sama dengan barong bangkal, yakni ngelawang berkeliling desa. Adakalanya pementasan barong ini dilengkapi dengan dramatari semacam Arja (opera tradisional Bali).Barong macan ditarikan oleh dua penari dengan iringan musik gamelan batel.
e.       Barong Kedingling
Barong Kedingkling disebut juga Barong Blasblasan.Ada juga yang menyebutnya barong Nong nong Kling.Secara bentuk, barong jenis ini berbeda jauh dengan barong jenis lainnya.Barung ini lebih menyerupai kostum topeng yang masing-masing karakter ditarikan oleh seorang penari.Tokoh-tokoh dalam barong Kedingkling persis dengan tokoh-tokoh dalam Wayang Wong.Saat menari, cerita yang dibawakannya pun adalah lakon cuplikan dari cerita Ramayana terutama pada adegan perangnya.Pementasan barong kedingkling ini biasanya dilakukan dengan ngelawang dar rumah- ke rumah berkeliling desa pada perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan.Pertunjukan Barong Kedingkling diiringi dengan gamelan batel atau babonangan (gamelan batel yang dilengkapi dengan reyong).Barong Kedingkling banyak terdapat di daerah Gianyar, Bangli dan Klungkung.
f.       Barong Gajah
Barong Gajah tentu saja menyerupai Gajah.Barong ini ditarikan oleh dua orang.Karena barong ini termasuk jenis yang langka dan dikeramatkan, masyarakat Bali pun jarang menjumpai barong jenis ini.Sekali waktu, pada saat-saat khusus, barong ini dipentaskannya secara ngelewang dari pintu ke pintu berkeliling desa dengan iringan gamelan batel atau tetamburan.Barong Gajah terdapat di daerah Gianyar, Tabanan, Badung dan Bangli.
g.      Barong Asu
Barong Asu menyerupai Anjing.Sama seperti Barong Gajah, Barong Asu juga termasuk jenis barong yang langka.Barong ini hanya terdapat di beberapa desa di daerah Tabanan dan Badung.Biasanya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) pada hari-hari tertentu dengan iringan gamelan batel atau tetamburan atau Balaganjur.
h.      Barong Brutuk
Barong Brutuk termasuk jenis tarian langka yang ditarikan hanya pada saat-saat khusus. Barong ini memiliki bentuk yang lebih primitive dibandingkan dengan jenis barong Bali yang lain. Topeng barong ini terbuat dari batok kelapa dan kostumnya terbuat dari keraras atau daun pisang yang sudah kering.Barong ini melambangkan makhluk-makhluk suci (para pengiring Ida Ratu Pancering Jagat) yang berstana di Pura Pancering Jagat, Trunyan.Penarinya adalah remaja yang telah disucikan, yang masing-masing membawa cambuk yang dimainkan sambil berlari-lari mengelilingi pura.Barong yang ditarikan dengan iringan gamelan Balaganjur atau Babonangan ini hanya terdapat di daerah Trunyan-Kintamani, Bangli.

2.3 Alur Cerita Tari Barong dan Keris Bali
     Seperti yang kita ketahui dalam suatu pertunjukan tokoh adalah unsur utama yang terdapat didalamnya dengan membawakan peran dan karakter sehingga suatu pertunjukan menjadi menarik. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Tari Barong dan Keris adalah:


·         Barong
·         Kera
·         Tiga orang perusak hutan
·         Rangda
·         Dua orang pengikut Rangda
·         Dewi Kunti
·         Pengikut-pengikut
·         Patih
·         Sahadewa
·         Dewa Siwa
·         Kalika


Tari Barong terdiri dari enam babak, diantaranya:
1.      GENDING PEMBUKA
Barong berada didalam hutan kemudian muncul kera mendekati barong,tak begitu lama datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera kemudian berkelahi.Saat berkelahi kera berhasil memotong hidung salah seorang dari mereka.

2.      BABAK PERTAMA
Dua orang penari muncul dengan tariannya.Mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti.Pengikut-pengikut Dewi Kunti tersebut sedang dalam perjalanan untuk menemui Patihnya.

3.      BABAK KEDUA
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba dihadapan Patih.Salah satu pengikut Rangda berubah menjadi setan (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah.Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.

4.      BABAK KETIGA
Sahadewa adalah anak dari Dewi Kunti. Dewi Kunti berjanji akan menyerahkan Sahadewa kepada Rangda sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda.Tetapi setan memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada Patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan Patih tersebut tak luput dari kemasukkan roh jahat oleh setan mengikuti perintah Dewi Kunti membuang Sahadewa ke hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.

5.      BABAK KEEMPAT
Dewa Siwa datang,ia memberikan keabadian kepada Sahadewa tanpa sepengetahuan Rangda. Tak lama kemudian Rangda datang untuk membunuh Sahadewa tapi betapa terkejutnya Rangda yang tak berhasil membunuh Sahadewa yang telah diberi kekebalan yang dianugrahi oleh Dewa Siwa. Karena putus asa,Rangda menyerah kepada Sahadewa. Dia memohon untuk diselamatkan agar dapat masuk surga.Permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa.Akhirnya Rangda masuk surga.

6.      BABAK KELIMA
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa. Terjadi perkelahian antara Kalika dan Rangda.Kalika berubah menjadi “Babi Hutan”. Didalam pertarungan antara tersebut Sahadewa mendapat kemenangan.Kalika(Babi hutan) tidak putus asa. Dia berubah menjadi “Burung” tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Sahadewa. Dan akhirnya Kalika(Burung) berubah rupa menjadi Rangda. Kerena Rangda sangat sakti maka Sahadewa berubah menjadi Barong.Karena sama-sama sakti pertarungan antara Barong melawan Rangda tersebut tidak ada yang menang.Dengan demikian pertarungan ini berlangsung terus abadi antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Pengikut-pengikut Sahadewa(Barong) dengan membawa keris ikut melawan Rangda. Mereka semua tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena kagum pada kesaktian Rangda maka pengikut-pengikut Barong menujuk dada mereka dengan keris yang mereka bawa. Pertunjukan diakhiri dengan penujukan keris ke dada tersebut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pengikut Barong juga kuat seperti halnya Rangda.



















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan         
1.      Dari materi laporan trip observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu keunikan ataupun ciri khas dari Pulau Bali adalah Tari Barong dan Keris Bali.
2.      Dimana Tari Barong itu sendiri menceritakan tentang pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma).
3.      Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
           
3.2 Kritik dan Saran
1.      Sebagai warga Negara Indonesia yang sadar akan kayanya budaya Indonesia, kita harus melestarikan tarian yang mencirikan khas Indonesia ini.
2.      Karena perubahan zaman sekarang ini, diharapkan Tari Barong mampu dibudidayakan selama mungkin.
3.      Setiap kota-kota besar hendaknya mendirikan pusat seni. Mengenalkan seni / kebudayaan Indonesia kepada anak-anak sekolah bertujuan memberikan gambaran betapa kaya negeri kita akan kebudayaan.
4.      Perlunya peran pemerintah dalam melestarikan kebudayaan Indonesia sangat diperlukan dalam hal ini.


1 komentar: