Halaman

Senin, 08 September 2014

Contoh Makalah Pembangunan MRT (Pembangungan Berkelanjutan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu dari 5 besar Negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Otomatis, perlu adanya pengembangan – pengembangan alat yang mendukung produktifitas para penghuninya. Tak terkecuali dalam bidang transportasi. Luasnya wilayah Indonesia tentu saja membutuhkan teknologi transportasi yang memadai.
Di Indonesia sendiri, sekarang sudah tersedia teknologi transportasi darat, laut maupun udara. Armadanya pun tergolong mendunia. Namun, dibalik semua kelengkapan itu pasti ada sesuatu yang kurang. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan raya, rel kereta api, perairan Indonesia dan jalur udara nasional membuktikan bahwa Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Kemacetan dimana-mana membuat warga tak nyaman untuk berlama – lama di angkutan umum dan membeli kendaraan pribadi yang sejatinya malah menambah kemacetan.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perangkutan memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian kota-kota besar di Indonesia. Permintaan layanan perangkutan juga akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah penduduk. Karena ruang yang terbatas, kota-kota besar seperti Jakarta tidak mampu memenuhi tingginya permintaan pergerakan penduduk hanya melalui penambahan jalan dan angkutan umum berkapasitas kecilKondisi tersebut semakin parah dengan munculnya emisi kendaraan yang dapat menimbulkan gangguan kondisi kesehatan dan penurunan kualitas lingkungan. Selain itu, lamanya waktu yang dihabiskan di jalan dapat menimbulkan dampak psikologis berupa penurunan ketidakstabilan emosi dan dampak ekonomis berupa penurunan tingkat produktivitas kerja.

Menyadari bahwa penataan kota yang tak memungkinkan untuk menambah armada di jalan tanah, pemerintah merencanakan untuk membangun MRT (Mass Rapid Transit) di sepanjang Jakarta. Rencananya akan dimulai dari Lebak Bulus dan akan terus berkembang hingga menjangkau seluruh kota. Pembangunan ini diharapkan akan membantu masyarakat dan pengembangan kota.

 

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu MRT?
2.      Apa yang mendasari proyek MRT ini?
3.      Apa manfaat kehadiran MRT di Jakarta?
4.      Apakah perbedaan proyek MRT dan Monorel?
5.      Apa saja infrastruktur yang harus dipersiapkan untuk mendukung MRT?
6.      Bagaimana tanggapan masyarakat pada proyek ini?





BAB II
ISI

2.1  Pengertian MRT
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang mempunyai 3 kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan). Namun, belakangan ini kita sering salah kaprah tentang maksud definisi MRT itu sendiri. Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan dan kurang memperhatikan konten membuat masyarakat bukannya menjadi cerdas tapi menjadi makin bodoh.
MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway,  tram, dan monorail.
Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena biasanya merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan beroperasi pada lajur khusus, sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan lajur ini dilakukan agar penumpang tidak mengalami penundaan waktu perjalanan dan tidak terganggu oleh aktivitas moda angkutan lain yang melintasi rute perjalanan yang sama. Busway sendiri biasanya bervariasi ada yang berbentuk ganda (bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT jenis busway biasanya lebih banyak dipilih oleh kota-kota di negara berkembang karena pengembangannya membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan subway, monorel, ataupun tram. Kota Bogota di Kolombia merupakan salah satu contoh sukses penerapan sistem busway.  MRT dalam bentuk subway pada prinsipnya memiliki kesamaan sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat perbedaan karena subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiun-stasiunnya langsung terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan yang sangat populer dan seringkali dikenal dengan istilah metro system. Kota London merupakan kota pertama yang menerapkan sistem subway sebagai moda angkutan massal berkecepatan tinggi pada tahun 1863.
Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api, tetapi jalur operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di hampir semua kota menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di Amerika. Tram pertama kali diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan merupakan bentuk awal MRT di dunia. Dalam operasionalnya, dikenal dua jenis tram: (1) tram yang jalur operasinya menyatu dengan jalur lalu-lintas kendaraan; dan (2) tram yang memiliki jalur operasional tersendiri yang dikenal dengan istilah light rail.  
            Monorail merupakan MRT yangmemiliki jalur tertentu dan biasanya tidak mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan monorail. Berbeda dengan MRT lainnya, monorail biasanya hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail sudah banyak dikembangkan di kota-kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.

2.2   Latar Belakang Pembangunan
Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun.
Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 diperkotaan. Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.
Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan/ mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan/ mobilitasnya menjadi lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.

2.3  Manfaat Kehadiran MRT
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi missal.
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:
·         Penciptaan lapangan kerja
·         Penurunan waktu tempuh & meningkatkan
·         Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System  2005)
·         Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta
Pengembangan MRT dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan perangkutan di kota-kota besar tersebut. Keunggulan sistem ini ialah kemampuannya mengangkut penumpang dalam jumlah besar, cepat, dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi. Dengan mempergunakan MRT, ruang jalan akan jauh lebih efisien karena penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisasi.
Kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), dan busway yang sudah dikembangkan di kota-kota metropolitan di Indonesia sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai sarana transportasi massal. Namun, di berbagai kota, ketiganya belum dapat sepenuhnya dikategorikan sebagai MRT karena belum memenuhi kriteria sebagai sarana transportasi yang benar-benar cepat dan handal dalam segala situasi.



2.4  Perbedaannya dengan Proyek Monorel
Berbeda dengan proyek monorel yang dikerjakan oleh pihak swasta (business to business), MRT Jakarta adalah proyek yang dibiayai oleh pemerintah melalui pinjaman pinjaman luar negeri Jepang/Japan International Cooperation Agency/JICA (Government to Government). Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin ketersediaan dana dan kesinambungan operasional sistem MRT ini. Selain itu MRT Jakarta juga memiliki jalur dan kualifikasi yang berbeda dibanding monorel. Dalam pelaksanaannya, proyek MRT Jakarta akan ditangani oleh PT. MRT Jakarta.
PT MRT Jakarta bergerak dalam bidang pengangkutan darat, dimana kegiatan usahanya terdiri dari penyelenggaraan prasarana dan sarana perekeretaapian umum perkotaan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana dan sarana MRT, dan termasuk juga pengembangan dan pengelolaan kawasan di sekitar depo dan stasiun MRT.

2.5  Infrastruktur yang harus disiapkan
MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Sejumlah instrumen diperlukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas
  • Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti: peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas, pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. Cara lainnya yakni dengan memberlakukan harga tiket MRT Jakarta yang terjangkau, atau penerapan berbagai kebijakan baik yang menggunakan instrument financial seperti peningkatan pajak kendaraan pribadi, dan bentuk-bentuk pricing (road pricing, fuel pricing, parking pricing), maupun yang tidak menggunakan instrument financial seperti kebijakan ganjil genap, “3 in 1”, dan sebagainya.
  • Integrasi dengan moda transport lain : Untuk memudahkan calon penumpang MRT Jakarta sampai ke stasiun MRT Jakarta sekaligus menambah jumlah penumpang maka integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feeder seperti bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat juga sedang mengembangkan konsep optimasi jalur kereta api lingkar (loopline) yang saat ini telah beroperasi sebagai bagian sistem kereta urban Jabodetabek. Dalam rencana tata ruang dan wilayah Pemprov DKI Jakarta, jalur loopline akan diintegrasikan dengan jaringan MRT. Optimasi loopline ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta dapat dituntaskan sebelum sistem MRT Jakarta tahap I dioperasikan.
  • Penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat parkir (park and ride), jalur pejalan kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum pendukung (feeder). Dengan demikian warga terutama pengguna kendaran pribadi bisa didorong beralih ke MRT dengan memudahkan akses untuk menuju dan meninggalkan stasiun.Selain itu stasiun MRT Jakarta akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. Dengan laju manusia yang lebih baik, pusat perbelanjaan menjadi ramai dan perkantoran terjamin tingkat huniannya.

2.6  Tanggapan Masyarakat
Bagi warga yang peduli MRT, perlunya kajian ulang pembangunan MRT bukan hanya menyangkut masalah harganya yang lebih mahal dibandingkan MRT lain di dunia, tapi juga menyangkut bentuk MRT yang semula terowongan (subway) semua, tiba-tiba menjadi sebagian layang (elevated) dan sebagian subsway, serta partisipasi public yang amat minim, sehingga warga di sepanjang jalur MRT itu tidak tau sebelumnya mengenai bentuk MRT yang akan melintas di wilayahnya. Mereka tiba-tiba saja di akhir tahun 2011 dipanggil ke kantor Walikota Jakarta Selatan dan disuruh ambil uang ganti rugi tanah. Tidak ada proses sosialisasi yang baik, apalagi partisipasi publik yang baik, sama sekali tidak ada. 
Mengapa MRT layang ditolak? Pertama, akan mematikan bisnis di sepanjang kawasan Lebak Bulus – Fatmawati. Selama ini mereka telah berkontribusi mengurangi kepadatan lalu lintas sepanjang Jl Sudirman – Kota karena orang-orang di Jakarta Selatan dan sekitarnya dapat belanja barang-barang elektronik di kawasan Fatmawati. Matinya bisnis di sana akan membuat harus pergi ke Glodok lagi untuk belanja barang-barang elektronik. Akhirnya, pembangunan MRT Layang itu justru melahirkan kemacetan baru di Jl Sudirman – Kota. Kedua, MRT layang jelas akan melahirkan kemacetan baru karena jalan yang sudah sempit diambil untuk tiang rel. Ketiga, MRT layang akan menimbulkan kekumuhan dan ketidak-tertiban di bawahnya. Belum ada contoh di Jakarta ini yang serba layang itu bisnis dibawahnya hidup dan tidak kumuh.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan         
1.      Pembangunan MRT sebenarnya masih kurang berdampak bagi warga DKI Jakarta dikarenakan jumlah volume kendaraan bermotor tidak akan berkurang
2.      MRT diharapkan menjadi sebuah solusi dalam dunia trasnsportasi Indonesia.
3.      Dalam perkembangan berkelanjutan ini, MRT diharapkan mampu untuk memberikan manfaat bagi warga DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang ada.

3.2 Kritik dan Saran
1.      Upaya-upaya terobosan yang cukup kreatif yang dapat secara tidak langsung menunjang pengembangan MRT perlu terus dikembangkan. Misalnya, program car free day.
2.      Pemerintah perlu secara konsisten mengelola dampak industri kendaraan melalui misalnya penerapan pajak yang tinggi dan subsidi BBM yang lebih selektif. 
3.      Dalam kerangka pengembangan MRT yang terpadu, pemerintah harus mulai memikirkan misalnya sarana angkutan feeder (antara) yang handal yang dapat menghubungkan rute MRT dengan pusat-pusat permukiman.
4.      Pemerintah juga perlu memperbaiki jalur-jalur pejalan kaki yang menghubungkan halte-halte dengan pusat-pusat kegiatan.
5.      Pengembangan MRT yang tangguh harus bertahap dan memperhatikan dampak sosial selama proses transisi.
6.      Pengembangan MRT sebaiknya dimulai dengan yang sederhana seperti busway. Lalu, seiring dengan bertambah rumitnya sistem pergerakan di suatu kota, program berikutnya dapat melibatkan moda yang lebih rumit pula seperti monorail, tram, atau subway.
7.      Pemerintah harus memikirkan proses adaptasi dan pengalihan sebagian tenaga kerja dan pengusaha sektor transportasi secara bertahap melalui peningkatan kapasitas, bantuan permodalan, ataupun penyediaan lapangan kerja baru.













2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus